Jumat, 12 Juli 2013

Jadikan aku sebagai penjaga ayat_Mu

Hari ini tepat setahun sudah aku tak bertatap dengan keluarga itu. Sepulang dari Kanada mereka menyuruhku ke rumahnya, hari ini keputusan terakhir kuterima dari keluarga angkatku. Yah, aku tahu ini semua hanyalah titipan dari Allah, dan masih banyak orang yang dibawahku yang masih sangat membutuhkan. Namun mereka tetap berbaik hati bahwa ada pengganti dari mereka, tapi aku tak bisa tinggal serumah dengan mereka. Karena untuk saat ini aku ingin fokus mempelajari al-Qur'an sebelum aku pulang ke Indonesia.

Aku sangat berterimakasih dengan keluarga angaktku yang telah membantu kehidapanku selama aku belajar di Universitas Al-Azhar. Dan saat ini kesepakatan kita sudah selesai, kini aku memulai kehidupanku yang dulu lagi ya kembali dari awal memulai mencari penghidupan kesana -kemari. Aku tetap bersyukur mereka telah mengasuhku selama kurang lebih 2,5 tahun lamanya dan jasa-jasa mereka akan selalu ku ingat sampai akhir hayatku. Kesepakatanku dengan mereka cukup sampai aku kuliyah. Dan kini aku sudah tak kuliyah lagi Ya Allah aku memohon kepada-Mu kasih jalan kepada Hamba, yang terbaik bagi hamba Amiin.

Sebenarnya sedih juga ketika cukup sampai disini, namuan aku tahu ini adalah yang terbaik dari Allah bagiku. dan hak itu untuk orang yang lebih membutuhkan dari diriku. Dan untuk mulai hari ini aku kembali seperti dulu lagi 4 tahun yang lalu sebelum aku bertemu dengan keluarga angkatku. Tak terasa waktu begitu cepat bergulir dan unutk selanjutnya aku ingin fokus menyempurnakan al-Qur'anku sebelum aku pulang nanti.

Tuntunlah aku dijalan-Mu Allah yang terbaik bagi diriku. Aku ingin menjadi penjaga ayat-ayatmu sampai akhir hayatku kelak. Tetapkanlah aku selalu istiqomah, tunjukan aku jalan yang terang. Ya Allah mudahkanlah aku mengingat ayat-ayatmu dan mempelajarinya dengan sebaik-baiknya, ya Allah tuntaskanlah segala urusan duniaku sehingga aku lebih fokus untuk menjaga kalam-Mu yang mulia. amiiin Allahumma sholli a'la sayyidina Muhammad.

Rabu, 27 Februari 2013

Angan-angan lalu

Aku tak ingin kau terluka, biarkan saja waktu nanti yang menjawabnya. Moga saja kau tak akan mengenangku dalam kehidupanmu, bagaimana kau bisa mengenangku jika kita tak pernah bertemu dan tak pernah bertegur sapa. Kau begitu diam dihadapanku, namun dihadapan kawan-kawanku kau bisa tersenyum dan tertawa. Pernah saat kita bertatap muka, kau hanya diam dan aku hanya membatin. Aku takut jika kau tak mengenaliku. Memang aku bukan siapa-siapa dan tak berarti dalam kehidupanmu. Namun, aku cukup bahagia melihatmu dari kejauhan.

Aku ingat, hanya sekali kau menegurku itupun dengan nada yang bagaimana tak semestinya, ya ternyata kau tahu namaku. Saat itu aku senang, namun hanya beberapa detik saja. Itupun sudah cukup bagiku, aku hanya ingin melihatmu bahagia itu demi kebaikanmu. Wahai bintang malam sampaikan salam padanya meski ku takbisa melihat wajahnya, hanya bayangnya yang hadir di hadapanku. Mungkin ini yang terbaik bagi diriku.

Senin, 18 Februari 2013

Metro (kereta bawah tanah) el-Demerdesh

Siang ini hawa begitu dingin di asramaku Jamiiyah syar'iyah, kupaksakan diri ini melangkahkan kakiku beranjak dari naunganku menuju SIC (Sekolah Indonesia Cairo). Setiap hari Senin jadwal mengajar anak-anak berkebangsaan Mesir menari Bali. Yah, aku hanya berfrofesi sebagai penari. Padahal sewaktu aku masih kecil, aku tidak diperbolehkan bapak untuk mengikuti les tari di Banjar. Aku hanya mengawang pikiranku saat guruku pernah mengajariku tari Pendet. Sebenarnya aku juga belum terlalu bisa kisi-kisi tari Pendet, namun aku tetap berusah supaya aku bisa mengajari anak-anak berkebangsaan Mesir yang belajar bahasa Indonesia di Puskin (Pusat Kebudayaan Indonesia) yang 1 tempat dengan SIC.
Perjalananku selalu merasa sepi namun pikiranku tak selalu sepi dengan selalu mengingat-Mu Allah. Sebenarnya berjalan sendiri dengan menempuh jarak yang lumayan jauh, meraskan diri ini selalu was-was. Wajar saja was-was, karena diriku seorang perempuan.

5 kali metro (kereta bawah tanah) selalu penuh dan orang-orang selalu berebutan tuk memasukinya.  Aku hanya diam dan menekuni kembali membaca Al-Quran yang selalu menemaniku pergi dimanapun dan kapan pun. Wah itu datang lagi metronya batinku. Aku menyiapkan diri untuk berebutan, namun apalah daya memang aku berparas Asia dan tubuhku terhimpit disela-sela orang yang berebut akan keluar dan masuk. aku tetap ditengah-tengah mereka. Huh, aku gagal lagi untuk masuk. Metro yang ke tujuh datang, Ya Allah mudahkan urusanku batinku. Aku segera mengerahkan tenaga untuk masuk walaupun aku pendek dan badanku kecil, aku pasti bisa masuk. Lihat apa yang terjadi, oh no ternyata ibu-ibu mendorongku untuk masuk ke dalam metro, aku hanya ikut arus ibu-ibu. Hahahaahh, aku tertawa terkekeh-kekeh aku tak menyangka ibu-ibu dibelakangku pun juga ikut tertawa yang pertama kali melihat kepanikanku. Ya Allah kekuatan ibu-ibu itu sungguh luar biasa.
 Kakiku menginjak perempuan Mesir yang tak berhijab, dia langsung mendunggus kesal. kubalikan badanku. " Iam sorry Miss". Dia langsung tersenyum karena aku bukan orang Mesir. Dan dia bertanya, " Inti min Shin? (kamu dari China). Aku menjawab " La'ah. Ana min Andunisy. (bukan. aku dari Indonesia). Setiap orang yang melihatku pasti mengira aku orang China, padahal mataku tidak sesipit orang China.

Sampai di stasiun Assyuhada' yang dulunya sebelum revolusi stasiun itu bernama Mubarok, tapi setelah turunnya presiden Mubarok nama itu dirubah menjadi Assyuhada', aku ganti tujuan untuk menyambung ke arah  tujuanku behous. Handphoneku  berdering nyaring sekali, biasa hp pasaran hohohoh ternyata pak Wahyudi. Ada gerangan apa ini?
" lagi dimana Is? wah, Is ternyata anak-anak Mesir galk datang untuk hari ini dan mereka mengusulkan hari Kamis. Kamu bisa? Maaf baru telpon kemarin lupa ngasih kabar".
Batinku bergejolak, "Yah, pak bisa". Langkahku semakin lelah dan menggrutel di hati. Wah, jangan berfikiran negatif Is semua pasti ada hikmahnya, datang bisikan yang mengahampiriku. Yah, aku bergegas semangat untuk pulang ke asrama. Ops, ternyata aku lupa, hari ini ada undangan tasyakuran Mbak alfi, Nelly dan Mbak Bibeh akan berangkat umroh tanggal 24 Februari 2013. Aku terharu mendengar mereka akan umroh, sebenarnya aku ingin sekali umroh namun aku harus memikirkan biaya hidupku dulu di negeri kinanah  ini.

Lumayan penghasilanku ada tawaran mengajar tari di puskin, itu sungguh rezeki yang tiada terkira. Tapi perjalanan yang sungguh melelahkan, pulang malam hari dan berjalan seorang diri. Akhirnya sampai saat ini aku terbiasa dengan pekerjaan ini, aku yakin Allah selalu melindungi hamba-hamban-Nya.



Sabtu, 22 September 2012

My Time

mungkin tak banyak ada orang yan sepertiku. susah senang ku tapaki satu demi satu. pahitnya dunia sudah banyak yang sering aku lewati. cucuran deras keringat yang selalu mengalir di setiap tengah langkahku. tak terasa kerutan di dahikupun semakin menambah. kini, sudah 3 tahun ku menapaki kaki ini di negeri ini. Tiggal setahun lagi aku lulus, amin. Namun, sudah pantaskah aku terjun ke dunia mengemban amanah ini? Rasanya diri ini semakin takut untuk menghadapi dunia. Mau jadi apa, kemana dan dengan siapa?

Jika aku ingat perjalananku yang sangat penuh dengan jurang. kerja serabutan kesana kemari, tapi tak pernah kuhiraukan sampai diri ini terjatuh dalam air lumpur yang dangkal. Seluruh sepatuku pun kotor dilumuri lumpur yang menempel di sepatuku. Disini aku sendiri, yah sendiri. Aku tak layaknya punya teman yang selalu siap menemaniku, teringat temanku di Indonesia yang siap menemaniku kapan saja namun itu dulu sekarang sudah tidak lagi. Kisaran jarak yang amat jauh. Aku merindukan sosok teman. Bukan hanya waktu minta tolong saja datang ke kita. Sebenarnya diri ini ingin seperti teman2 lain yang memiliki suolmet sendiri2. Tapi aku tahu aku bukan orang seperti itu, aku tahu bisa menjalaninya sendiri. Asalkan Allah selalu bersamaku. Aku bahagia menjadi diri sendiri dan tak bergantung pada orang lain.

Jika teringat daerah Kairo ini, yang begitu banyak kejahatan. pencopetan, pendobrakan, penodongan itu pun semua yang kena mayoritas orang asing dan yang paling sering berparas Asia. Aku hanya bisa berdoa dalam hati, Ya Allah jagalah setiap langkah hamba. Sebenarnya diri ini juga merasa takut, tapi meski bagaimana lagi? inilah perjuangan hidup. Perjalanan hidupku masih panjang, bukan hanya main-main.

Al-Qur'an, begitu sulitnya jika ku harus menghapalnya. Tetapi Al-Qur'an bukan hanya untuk di hapal saja. Dipahami artinya dalam-dalam sampai masuk ke hati dan ingat jangan sampai tidak memperhatikannya setiap hari dan setiap waktu. Itu yang tersirat dalam Al-Qur'an adalah kata-kata Allah SWT. Allah tidak menghumbar janji2_Nya. bukan seperti manusia yang banyak menghumbar janji. Dari penggalan kalam-kalam Ilahi lah aku bisa merasakan jka diri ini tak pernah sendiri. Allah selalu bersama kita dan meniolong hamba-hambap_Nya.

Aku menyetor hapalanku di Darosah tempat Syeik Nabil. Disana aku baru mengapal beberapa juz, banyak teman-teman darimancan negara yang bersemangat menghapal. Ketika sudah menghapal satu surat, kembali hapalan kita diulang kembali dengan sistem ujian. Soal diambil dari ayat2 secara acak, menjadikan bingung. Maka dari itu Al-Qur'an tak lebih dari sekedar hapaln, tapi harus menyatu dengan jiwa dan raga.  Tapi aku berusaha sebisa mungkin untuk merekatkan hatiku dengan Al-Quran. Amin.


Senin, 04 Juni 2012

Hanya Pada-Mu Tempatku Bersimpuh


Entah mengapa dengan diri ini yang begitu takut. Telah kujalani ujian  Al-Azhar. Dan aku merasa tak banyak yang aku bisa kerjakan. Aku nggak tau harus bagaimana ya Allah. Aku bingung, saat masuk ruangan ujian, apa-apa yang di otakku kebanyakan yang lupa. Aku tak tahu bagaimana cara belajar yang benar. Aku bingung.... namun aku tetap berusaha untuk mendalami satu kata demi kata.

Hati ini makin risau saat ku dengar kabar yang memang tak  menenangkan pikiran. Aku sadar aku siapa dan darimana. Namun saat mendengar kenyataan seperti ini membuatku semakin risau. Namun aku masih punya Allah. Bantu hamba Ya, Allah. Hanya pada-Mu tempatku bersimpuh. Tak ada tempat selain Engkau. Kini ku hanya bisa berusaha dan mengabdi kepada-Mu. Help Me Allah.

Jumat, 13 April 2012

I hope You Allah

Tak terasa hari berganti hari, begitu cepat waktu berlalu. Tanpa kusadari ujian sudah diambang pintu, aku semakin takut untuk menjalaninya. Walaupun rasa takut tetap menghantuiku , namun aku tetap harus menghadapinya mau tak mau harus aku hadapi dengan otakku ini. Sudah 2 tahun berturut-turut aku meninggalkan 1 pelajaran saat naik tingkat. Aku berusaha untuk tahun ini supaya tidak membawa pelajaran lagi. Ya Allah,,, Ridhoilah hamba ini. Agar selalu semangat di jalan Mu. Namun, mengapa penyakitku ini selalu ada dalam diriku. Huaaam, ngantuk... Ya itulah penyakit yang selalu menempel dalam diriku. Sudah menjadi teman terbaiiku yang selalu setia dimanapun pergi. Terkadang saat kuliyah dia juga selalu menghampiriku, sampai aku tok tok an. Malu juga sih kalau teman luar negeriku tahu kalau aku lagi tok tok an, sampai bukuku terjatuh heheheh.

Insyaallah aku akan berusaha sekuat tenagaku, ingin ku beli kopi pahit agar melawan teman baikku. Maaf ya kawan untuk saat ini kita break dulu, kamu jangan menghampiriku terus yah. Kasihan lah aku waktu untuk belajar hehehehe...... Let to start..... go go go... I can... I can.... I can.....
I just belive in you Allah. Please help me Allah....

Sabtu, 31 Maret 2012

My Adventure is still long

Terkadang semangat itu tumbuh dan terkadang bisa berkurang. sama saja yang seperti aku alami, terkadang semangat itu tiba-tiba muncul dan terkadang hilang seketika itu juga. sama halnya seperti iman seseorang yang terkadang naik dan turun, memang sudah fitrah dan kodrat manusia. Entah mengapa pikiranku kini tak karuan, otakku semakin berhenti untuk berpikir. Entah apa yang menyebabkan aku seperti ini, ujian kini menyambutku kembali. Aku bingung dengan pola belajarku, terkadang aku belajar dengan mata bengkak namun apa yang aku hapalkan tak sedikit yang menyangkut di otakku. Namun aku tetap akan terus berusaha sampai titik darah pengahabisan. ( ah, masak iya? ) ya, aku bilang iya. Melihat perkembangan di muka bumi ini yang begitu terus berkembang dan aku pun juga harus berkembang.

Setelah melihat kedua orangtua angkatku dan saudara angkatku disini yang selalu menyemangatiku. Mereka yang membantuku dan menolongku. Aku tak ingin mengecewakan mereka dan kedua orangtuaku di rumah. Aku ingin melihat tulus senyum mereka yang merekah sepanjang masa. Aku tak menyangka Allah telah mempertemukan aku dengan keluarga itu. Saat aku bertemu dengan keluarga ini denga perantara temanku. Sebelum kumenemui mereka, sebuah ujian datang. Ya, namaku tidak turun dalam list tunjangan pendidikan dari kelompok komunitas kekeluargaan mahasiswa. Entah mereka bohong terhadapku atau tidak, yang jelas aku mengharap dengan biaya itu. Mahasiswa yang mengajukan tunjangan beasiswa, banyak diantara mereka yang dapat. Aku hanya menunggu panggilan dari bulan ke bulan. Namun aku tetap tak dapat panggilan. ku mencoba untuk memberanikan diri menanyakan hal ini. Hasilnya ternyata nihil dan aku tak habis pikir, walaupun hasilnya nihil, cobalah menghubungi saya agar saya tidak mengharap banyak. Seseorang menyeletuk menyalahkanku. " kamu siih gak dateng waktu gubernur kesini". Padahal sebelumnya tak ada seorangpun yang menghubungiku untuk datang di acara Gubernur. Aku pulamg dengan tangan hampa, padahal waktu itu aku sangat membutuhkan biaya. Aku hanya mengadu pada Sang Ilahi dengan jeritan tangisku. Keesokan harinya ku melangkahku kakiku menuju kampus dengan mata yang masih sembab. Seorang teman menyuruhku untuk datang dan menanyai identitasku. Seketika itu temanku memberi selembar amplop dari seorang Ustadz yang mengimami di masjid. Dan orang dermawan bakal memberi tunjangan pendidikan hingga selesai. Aku menithkan air mata kebahagiaan yang tak terkira. Ternyata Allah menguji kesabaranku. Tanpa disadari Allah bukan menguji dalam keadaan sulit  namun dalam keadaan senang juga ada ujian. Itu sangat jarang orang yang menyadarinya. Hanya sebagian kecil saja yang menyadari hal itu semua. 

Kini keyakinanku semakin bertambah saat orang-orang di sekitarku menyemangatiku dan begitu sayang terhadapku. Namun mereka kini telah menjalani kehidupan bahtera sendiri-sendiri. Semoga hari-hari kalian dirasai dengan penuh keyakinan dan keberkahan akan rahmat-Nya.