Sabtu, 31 Maret 2012

My Adventure is still long

Terkadang semangat itu tumbuh dan terkadang bisa berkurang. sama saja yang seperti aku alami, terkadang semangat itu tiba-tiba muncul dan terkadang hilang seketika itu juga. sama halnya seperti iman seseorang yang terkadang naik dan turun, memang sudah fitrah dan kodrat manusia. Entah mengapa pikiranku kini tak karuan, otakku semakin berhenti untuk berpikir. Entah apa yang menyebabkan aku seperti ini, ujian kini menyambutku kembali. Aku bingung dengan pola belajarku, terkadang aku belajar dengan mata bengkak namun apa yang aku hapalkan tak sedikit yang menyangkut di otakku. Namun aku tetap akan terus berusaha sampai titik darah pengahabisan. ( ah, masak iya? ) ya, aku bilang iya. Melihat perkembangan di muka bumi ini yang begitu terus berkembang dan aku pun juga harus berkembang.

Setelah melihat kedua orangtua angkatku dan saudara angkatku disini yang selalu menyemangatiku. Mereka yang membantuku dan menolongku. Aku tak ingin mengecewakan mereka dan kedua orangtuaku di rumah. Aku ingin melihat tulus senyum mereka yang merekah sepanjang masa. Aku tak menyangka Allah telah mempertemukan aku dengan keluarga itu. Saat aku bertemu dengan keluarga ini denga perantara temanku. Sebelum kumenemui mereka, sebuah ujian datang. Ya, namaku tidak turun dalam list tunjangan pendidikan dari kelompok komunitas kekeluargaan mahasiswa. Entah mereka bohong terhadapku atau tidak, yang jelas aku mengharap dengan biaya itu. Mahasiswa yang mengajukan tunjangan beasiswa, banyak diantara mereka yang dapat. Aku hanya menunggu panggilan dari bulan ke bulan. Namun aku tetap tak dapat panggilan. ku mencoba untuk memberanikan diri menanyakan hal ini. Hasilnya ternyata nihil dan aku tak habis pikir, walaupun hasilnya nihil, cobalah menghubungi saya agar saya tidak mengharap banyak. Seseorang menyeletuk menyalahkanku. " kamu siih gak dateng waktu gubernur kesini". Padahal sebelumnya tak ada seorangpun yang menghubungiku untuk datang di acara Gubernur. Aku pulamg dengan tangan hampa, padahal waktu itu aku sangat membutuhkan biaya. Aku hanya mengadu pada Sang Ilahi dengan jeritan tangisku. Keesokan harinya ku melangkahku kakiku menuju kampus dengan mata yang masih sembab. Seorang teman menyuruhku untuk datang dan menanyai identitasku. Seketika itu temanku memberi selembar amplop dari seorang Ustadz yang mengimami di masjid. Dan orang dermawan bakal memberi tunjangan pendidikan hingga selesai. Aku menithkan air mata kebahagiaan yang tak terkira. Ternyata Allah menguji kesabaranku. Tanpa disadari Allah bukan menguji dalam keadaan sulit  namun dalam keadaan senang juga ada ujian. Itu sangat jarang orang yang menyadarinya. Hanya sebagian kecil saja yang menyadari hal itu semua. 

Kini keyakinanku semakin bertambah saat orang-orang di sekitarku menyemangatiku dan begitu sayang terhadapku. Namun mereka kini telah menjalani kehidupan bahtera sendiri-sendiri. Semoga hari-hari kalian dirasai dengan penuh keyakinan dan keberkahan akan rahmat-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar