Kamis, 18 Agustus 2011

Asa Yang Pasti


Mesir adalah tempat para ulama menutut ilmu. Banyak yang terdapat di dalamnya tokoh para ulama-ulama yang menjadi contoh sari tauladan yang baik. Begitu banyak dari mancan negara yang berbondong-bondong menuju Mesir untuk mencari ilmunya. Dari belahan benua manapun semua ada di Mesir. Mahasiswa Indonesia tergolong  banyak yang melanjutkan studinya ke negeri kinanah ini.
Untuk memudahkan dalam pengurusan mahasiswa Indonesia yang berdomisili di Mesir, maka mahasiswa Indonesia membentuk suatu persatuan yang didalamnya mencakup keseluruhan masalah-masalah mahasiswa yang berdomisili di Mesir. Persatuan tersebut dikenal sebagai nama sebutan PPMI (Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia). Di dalamnya terdapat cabang-cabang organisasi lainnya namun PPMI tetap membentengi organisasi-organisasi yang ada di Mesir. Di sana terbentuk suatu kelompok-kelompok tertentu yang menjadikan kebingungan mahasiswa baru yang sampai di Mesir. Begitu banyak selebaran pamflet yang berbeda-beda dan dengan corak kegiatan yang berbeda-beda. Memang setiap manusia berhak mengutarakan kebebasaanya. Yang akan ke kanan dan yang akan ke kiri tetapi selama dalam batasan koridor syaria’ah.
Organisaasi juga dapat untuk mengembangkan bakat kita di dalamnya. Tetapi dilihat-lihat dulu, organisasi manakah yang tepat bagi kita. Anehnya banyak organisasi-organisasi yang ada di Mesir ini menjadi turun-temurun. Dan banyak yang mengekrut mahasiswa baru  supaya masuk ke dalam organisasi tersebut. Seorang mahasiswa yang aktivis, sering kita jumpai di kendaraan yang berjalan kesana kemari. Begitu banyak yang dia geluti sehingga dia bingung mengisi waktunya. Karena sudah masuk di dalam organisasi tersebut. Menjadikan mahasiswa tersebut kurang kondusif dengan organisasi yang ia geluti.
Kurang lebih mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir berjumlah 5000 orang. Tetapi mengapa yang hadir dalam acara PPMI hanya sebagian saja? Yang hadir mungkin maksimal sekitar 200 orang. Untuk organisasi putri yang  mewadahi keputrian-keputrian dari berbagai daerah, sering kita sebut dengan nama WIHDAH. Tetapi mengapa saat WIHDAH mengadakan acara yang hadir hanya beberapa saja? Padahal acara tersebut tidak dipungut biaya sepeserpun. Coba kita melihat pada akhir bulan Januari tanggal 25 sampai bulan Februari yang lalu, Mesir masih saja bergejolak dengan demo dan telah memakan banyak korban. Pada saat itu pemerintah menyuruh untuk evakuasi ke Indonesia dengan melalui mendaftar ke keluargaan masing-masing. Di bawah organisasi PPMI ada organisasi kekeluargaan yang disana ada persatuan untuk tiap-tiap daerah supaya lebih mudah untuk mengurus mahasiswa yang ada di Mesir. Terdengar kabar tersebut, banyak orang-orang yang mendaftarkan diri ke keluargaannya masing-masing. Dari orang yang tidak pernah kelihatan di organisasi akhirnya sekarang kelihatan juga. Saat berada di bandara banyak dari kita yang belum pernah melihat wajah-wajah asing yang sebelumnya belum pernah kita bertatap muka saat acara di WIHDAH atau di PPMI.
Selain organisasi kekeluargaan juga ada banyak organisasi lain-lainnya. Bahkan pola pemikiran organisaasi berbeda.menyebabkan sedikit renggangnya tali persaudaraan diantara organisasi-organisasi lainnya. Parahnya sebagian organisasi mengklaim bahwa dirinya yang paling benar dan menganggap yang lain salah. Dan sifat ini benar-benar mematikan yang lain. Organisasi juga bisa menjadi wadah perkumpulan yang mengkaji pola pemikiran yang meleset menjadi yang benar dan murni sesuai dengan kaidah Islam.
Kita sebagai mahasiswa memilih organisasi yang pas untuk kita bawa nanti ke daerah kita dan untuk negara kita. Bukan hanya mencari materi dan menduduki kursi pejabat dengan bermain politik. Kita bisa bermain polotik tetapi dengan berlandaskan agama yang sesuai dengan batasan syaria’ah.
Ilmu memang sangatlah penting bagi kehidupan kita di dunia dan di akhirat. Dengan ilmu kita bisa menggapai cita-cita kita dan terarah tujuan kita untuk hidup di dunia dan untuk bekal kita ke akhirat. Selain ilmu agama kita juga mendalami ilmu sosial dan tekhnologi supaya kita tidak ketinggalan jaman. Karena bangsa barat sudah memasuki negara kita dengan membawa virus-virus jelek. Kita menyiapkan diri untuk Negara kita supaya kita tetap waspada dan jangan sampai terulang kembali masa-masa yang silam. Sehingga kita kita bisa dibohongi dan dijajah kembali oleh negara-negara lain. Jika kita melihat masa silam sungguh sangat memilukan nasib saudara-saudara kita melawan para penjajah dengan mengorbankan nyawa. Kita yang menikmati kemerdekaan ini, kita juga berjuang untuk mendapatkan yang terbaik bagi negeri kita ini supaya menjadi utuh sampai akhir zaman nanti.
Coba kita melihat lalat . Jika lalat hinggap ke suatu makanan ke makanan yang lain, lalat itu akan meninggalkan bekas yang di dalamnya ada berbagai kuman dan penyakit. Begitu juga jika ada seorang atau beberapa orang yang mengikuti organisasi, kemudian ia keluar dari organisasi berarti orang itu juga meninggalkan bekas yaitu hanya meninggalkan nama saja atau bisa juga dikatakan hanya sekedar “nebeng nama”. Sudah banyak kita jumpai di berbagai banyak organisasi sebagian ada yang aktif dan ada yang tidak aktif.
Ketidak cocokan dengan suatu organisasi itu adalah lumrah manusia. Sebagai senior organisasi menghubungi seseorang untuk aktif di organisasi dan orang itu menolak, maka tidak perlu dipaksakan. Jika seseorang tidak cocok dengan organisasi itu sendiri, secepatnya memberi tahu ke ketua pengurus untuk melepaskan diri dari organisasi tersebut. Sehingga nama dapat di hapus dan tidak dikatakan hanya sekedar menebeng nama.
Untuk meningkatkan keaktifan organisasi bisa menghubungi koneksi dengan organisasi yang ada di Indonesia supaya dapat memperluas jaringan komunikasinya sehingga menghasilkan suatu wadah yang kondusif. Didirikan berbagai macam organisasi tentunya sudah terdapat tujuan dari visi dan misinya masing-masing.
Kita adalah mahasiswa yang telah dipilih untuk melanjutkan studi di Mesir ini. Patut kita mensyukurinya karena banyak orang-orang juga yang ingin melanjutkan ke Mesir  namun belum berhasil. Bukankah kita mengetahui kekurangan yang ada di daerah kita? Sungguh disayangkan jika daerah kita terbelakang. Dan masih banyak hal yang harus kita gapai untuk masa depan bangsa dan negara.
Dari evakusai kemarin, kita banyak dianggap orang-orang dengan  julukan yang pintar ,sholeh dan bijaksana. Karena kita belajar dalam ruang lingkup orang-orang yang demikian. Dari Al-Azhar banyak dilahirkan para ulama-ulama. Apalagi orang awam atau orang abangan melihat bahwa mahasiswa Mesir itu adalah orang yang patut disegani dan ditiru. Sehingga mahasiswa Mesir yang akan terjun ke masyarakat dengan dakwah agama yang benar dan bukan dengan menyebar pemikiran yag liberal. Nau’dzubillah.
Dari organisasi sendiri dapat terbentuk kepribadian seseorang jika orang itu aktif di dalamnya dan bersungguh-sungguh mewujudkan impiannya untuk membangun bangsa dan negara. Bersifat terbuka dengan organisasi lain, tidak merasa benar atas pemikiran sendiri, mau menerima pendapat dari golongan manapun, tidak memandang ras dan suku adalah sifat terpuji untuk berorganisasi. Kita buka pikiran kita dan mau menerima pendapat orang dengan berlapang dada. Setelah  itu kita kaji kembali apa yang rancu supaya terlihat titik temunya. Bukan hanya saling menyalahkan dan menganggap dirinya paling benar.
Kesemangatan dan ketekunan adalah sesuatu kekuatan yang tumbuh dari diri sendiri untuk selalu tetap berorganisasi dan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Menghilangkan sifat tidak percaya diri jika berhadapan dengan orang banyak. Membuktikan untuk diri kita sendiri bahwa kita bisa. Bukankah Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang telah berusaha? Kita mencoba semampu kita untuk menjadi yang terbaik. Jikalau kita salah, kita menerima masukan dari orang lain dengan lapang dada.
Memang ilmu dan teknologi juga penting untuk kebutuhan kita sehingga kita tidak sampai ketinggalan zaman. Seperti saudara kita yang menempuh studi di Jepang, Australia dan negara-negara lainnya sangat maju di bidang intelektualnya. Sehingga menghasilkan berbagai macam ilmuwan yang intelek. Di Mesir ini juga perlu membutuhkan keintelektualan untuk bekal nanti di masa yang akan datang dan menyeimbangkan dengan Al-Quran dan Hadist agar tidak keluar dari syari’ah agama.
Untuk membangun mahasiswa yang intelek, dibutuhkan dengan pola pikir yang jernih dan banyak pengetahuan kemudian dikembangkan dalam sebuah forum. Dapat juga mengundang mahasiswa lain supaya menghasilkan suatu ilmu yang benar dan jernih jadi mereka juga saling take and give. Perlu dihindari jika mengedepankan ego. Sungguh kasihan jika hanya dapat mengedepankan ego dan mengakibatkan perang mulut. Jika tercapainya adu mulut seperti itu, apakah kita tidak malu terhadap anak kecil yang sangat jauh di bawah kita? Anak kecil wajar saja jika beradu mulut sebab mereka masih dalam masa pertumbuhan. Jika kita beradu mulut kemudian bertengakar  ditambah lagi tidak ada hasil dan titik temu yang kita dapatkan berarti kita masih seperti anak kecil.  Padahal kita sudah dewasa. Masih ingatkah kita masa sekolah dulu bahwa kita telah diajarkan oleh guru kita jika kita berbica dengan baik dan benar? Malukah jika sifat kita  seperti anak-anak? Otomatis pertanyaan-pertanyaan seperti ini bisa dijawab dari diri kita masing-masing. Sungguh kecil diri kita dibandingkan dengann anak kecil jika kita selalu beradu mulut dalam memecahkan masalah. Bukankah memecahkan masalah dengan kepala dingin agar kita dapat mencapai yang terbaik?
Bukan sekedar pandai berbicara, banyak berfatwa dan banyak menyela. Namun kualitas pemikiran yang intelek itu lebih berisi dari pada orang yang banyak bicara dan tidak berarti apa-apa. Seperti dalam ungkapan tong kosong nyaring bunyinya. Kepintaran dan kecerdasan otak memang perlu untuk menjadi pokok seorang intelek dan ilmuwan. Tidak perlu berkecil hati jika pikiran kita tak secerdas mereka. Kita yakin dan percaya diri bahwa kita juga bisa menjadi orang seperti mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar